Retakan Akibat Gempa Picu Longsor di Ciwidey
Rabu, 24/02/2010 04:24:30
Retakan akibat gempa beberapa waktu lalu, memicu longsor di kawasan perkebunan dan pabrik teh Desa Tenjolaya, Kecamatan Pasirjambu, Ciwidey, Kabupaten Bandung. Jumlah korban hingga Rabu siang (24/2) tercatat 17 orang meninggal dan sekitar 60 orang dinyatakan hilang.
“Gempa yang terjadi beberapa bulan lalu di Jawa Barat cukup kuat dan mampu menimbulkan retakan di wilayah Ciwidey, yang mungkin tidak disadari masyarakat di sana. Hal itu akan menimbulkan longsor,” papar Priyadi Kardono, Kapus Data Informasi dan Humas BNPB.
Seperti diketahui, tercatat 2 kali gempa mengguncang Bandung dan sekitarnya, dengan kekuatan cukup besar (lebih dari 7,3 SR) terjadi pada 2 September 2009, berpusat di selatan Tasikmalaya, Menurut Priyadi, jika retakan tanah yang dibiarkan tersebut terguyur hujan lebat hingga jenuh, maka dapat mengakibatkan longsor.
Kondisi saat terjadi longsor di Ciwidey, lanjut dia, dilaporkan cukup cerah. Namun, pada Sabtu minggu lalu wilayah Bandung sekitarnya diguyur hujan lebat selama beberapa jam. Berbeda dengan kondisi di Sumatera Barat, kata Priyadi, wilayah Ciwidey sekitarnya, tidak termasuk wilayah yang kerap dilanda longsor. “Tanaman teh sebenarnya mampu menjaga fungsi tanah selama puluhan tahun.
Jika terjadi di Padang, Sumatera Barat, gempa dengan kekuatan tersebut dapat langsung menimbulkan longsor,” ujarnya.
Hingga Rabu siang ini, BNPB menerima laporan sekitar 17 orang meninggal, dan sekitar 60 orang dinyatakan hilang. “Kami tetap berkoordinasi dengan BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) di Jawa Barat, kendati penanggulangan bencana tetap tanggung jawab Pemda setempat,” ujarnya.
Dalam hal ini, BNPB menyalurkan dana operasional tanggap darurat sebesar Rp 50-100 juta, di luar bantuan untuk korban dan rehabilitasi pasca gempa. (Lea)
sumber : http://bnpb.go.id/website/index.php?option=com_content&task=view&id=2674&Itemid=60
Jumat, 26 Februari 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar